Rabu, 23 Juli 2014

01.03
Iklan dibuat semenarik mungkin dengan harapan adanya respon yang baik dari pembaca. Hal ini berlaku pula untuk iklan lowongan pekerjaan di koran. Perusahaan yang nakal bahkan tega-teganya menulis posisi-posisi menarik yang sebenarnya tidak dibutuhkan, yang tujuannya tentu saja menarik pelamar sebanyak-banyaknya. Perusahaan-perusahaan liar tersebut biasanya hanya membutuhkan karyawan untuk bagian penjualan atau bahasa sederhananya, Sales.

Sales, adalah pekerjaan yang menarik, seni, dan membutuhkan tingkat kesabaran tinggi. Jika seorang manajer bekerja dengan otak, seorang budayawan atau agamawan bekerja dengan hati, seorang tukang bekerja dengan otot, maka yang bekerja dengan ketiganya (otak, hati, dan otot) adalah Sales.

Jika ada yang berpendapat bahwa sales adalah penipu, tanya saja instansi mana yang tidak ada oknum penipu. Bengkel? Tukang service? Dari service HP sampai service Tape. Mungkin juga pejabat? PNS? Atau anggota DPR? Atau orang-orang di Kejaksaan sampai Departemen Agama? Mungkin ini menyangkut moral. Berbicara masalah moral, saya bukan ahlinya.

Berbicara masalah penipuan, iklan koran yang menipu tersebut hanya sebagian kecil saja dari potret panjang penipuan di Indonesia. Belum bekerja saja sudah ditipu. Perasaan dongkol, muak, geram, sekaligus tak bisa berbuat banyak berbaur menjadi satu.

Mencari pekerjaan memang sulit

PT BOKEP Finance Membutuhkan MT, Kolektor, Surveyor, Analisis Kredit, Supervisor, P/W, Min D3, Sim C Kirim Lamrn ke PT BOKEP Finance Komplek Pertokoan ManjaMesum Blok B/13 Jl Birahi Tinggi – Marketburg Telp 0361 – 423xxx

Dibutuhkan segera u’ Posisi MT, Kolektor, Surveyor, Analisis Kredit, Supervisor, P/W, Min D3, Sim C Kirim Lamrn ke  Jl ThamaraGeraldine No 75 – Marketburg Telp 0361 – 234xxx

Isi lowongan diatas adalah dua contoh kasus dari sekian banyak kasus yang menipu. Jangan salah, dari beberapa posisi yang dicantumkan sebenarnya hanyalah penarik minat pelamar saja. Yang sebenarnya terjadi adalah perusahaan hanya membutuhkan Sales. Selain posisi-posisi yang ditulis pada dua contoh tersebut biasanya perusahaan yang membutuhkan karyawan bagian penjualan adalah dengan menuliskan Marketing Eksekutif, Marketing Representatif, Sales Eksekutif, Account Executive, dan lain-lain yang ujung-ujungnya sales-sales juga. Secara bahasa, mungkin istilah-istilah diatas adalah berbeda dengan sales, tapi itu bukan masalah, yang penting menarik.

Maman Suparman, anak muda sebuah kota kecil di Jawa Tengah, Sarjana Hukum, lulusan sebuah Universitas Swasta ternama di Jakarta. Januari 2008 adalah pertama kalinya ia menginjakkan kakinya di Bali. Berbekal ijazah sarjana ia mencoba mengadu nasib di Bali. Setelah sekian banyak surat lamaran pekerjaan yang ia masukkan, akhirnya ada satu perusahaan yang menghubunginya untuk interview. Sebuah perusahaan pembiayaan yang mengaku finance terbaik se-Indonesia. Setelah interview, ia pun diminta untuk psikotest, dan selanjutnya dan selanjutnya. Ia pun dinyatakan diterima sebagai karyawan di posisi yang diinginkan, sebagai Analis Kredit. Sampai pada interview ketiga, ia sedikit terkejut karena posisi Analis Kredit katanya dirangkap Surveyor plus Marketing. Tawaran lebih lanjut, Maman ditawari jabatan baru yaitu, Senior Marketing Associate Business (jabatan yang cukup sangar), sebuah jabatan baru katanya. Yah, ujung-ujungnya nyari nasabah. Sales juga. Jabatan sangar itu pun terpaksa diterima. Apa bedanya dengan sales? Menurut salah seorang atasan, sales bekerja tanpa gaji pokok, sedangkan SMBA ada gaji pokok, sebesar Rp 750.000,-

Training pun mulai dijalankan, tiga hari teori dilanjutkan empat hari di lapangan. Tujuh hari berlalu, ternyata hal yang mengejutkan kembali terjadi. Seorang Supervisor berkata, “Kalian belum tentu diterima disini”
Yang lebih hebat lagi, “Gaji pokok 750 ribu akan nampak bila target terpenuhi”


Siap-siap saja dengan kejutan-kejutan lain…

***
Sumber : elgibrany

0 komentar:

Posting Komentar